STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Jumat, 13 Januari 2012

55 _ MENGAPA DI NEGERIKU BANYAK BENCANA Refleksi Akhir Tahun Seorang Muslim _ Ust Abu Bakr -hafizhahullah-

Allah c berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
“Demi masa. Sesungguhnya semua manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)
Dalam ayat yang mulia ini Allah c bersumpah dengan masa (waktu) yaitu malam dan siang, yang menunjukkan tentang pentingnya dan keutamaan waktu. Perjalanan hidup manusia terus berlangsung, silih bergantinya siang dan malam terus berjalan, pergantian waktu dari hari, pekan, bulan dan tahun demi tahun terus dialami oleh manusia di dunia ini sampai datangnya ketetapan Allah c akan hancurnya alam semesta ini beserta isinya. Perjalanan waktu terasa begitu cepatnya. Pergantian tahunpun terasa demikian cepatnya. Kejadian demi kejadian, peristiwa demi peristiwa menghiasi perjalanan hidup manusia dari masa ke masa. Apakah itu berupa suka dan kegembiraan ataupun berupa duka dan kesedihan. Apakah hal tersebut berhubungan dengan dirinya ataupun suka dan duka tersebut berhubungan dengan negerinya. Akan tetapi -kaum muslimin yang saya hormati- yang terpenting dari hal itu semua adalah, bahwasannya catatan amal manusia telah tertulis seiring dengan pergantian waktu tersebut. Apakah itu berupa amalan-amalan kebaikannya ataupun juga itu berupa amalan-amalan kejelekannya, dosa-dosanya, semua itu telah tercatat di sisi Allah
c. Sebagai seorang yang beriman akan perjumpaannya dengan Allah c, maka sudah selayaknya dia mengoreksi diri akan apa yang telah dikerjakannya di dunia ini. Apabila dia mendapatkan kebaikan pada amalannya, maka hendaknya dia bersyukur akan nikmat tersebut dan memohon ampun atas kekurangan-kekurangan dalam ibadahnya itu. Dan apabila dia mendapatkan kejelekan pada amalannya, maka hendaknya dia segera bertaubat, beristighar, memohon ampun atas kekhilafan-kekhilafannya, menyesali atas dosa-dosanya dan berusaha untuk tidak mengulanginya dan dengan tidak menunda-nunda taubat ini sebelum ajal menjemputnya. Dan diapun berusaha agar dengan pergantian masa ini dia bertekad agar hari esok lebih baik dari yang sebelumnya.
Para pembaca –yang semoga dirahmati oleh Allah c-, menengok peristiwa dan kejadian tahun yang lalu, kita mendapati banyaknya musibah dan bencana di negeri kita ini. Musibah berupa berbagai bencana alam terus melanda bangsa kita ini. Negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini, terus ditimpa malapetaka yang terkadang merenggut korban jiwa demikian besarnya, peristiwa yang mengerikan, menyayat hati, meneteskan air mata bagi mereka yang melihatnya. Ada apa sebenarnya wahai kaum muslimin !?.....
Sebagai manusia yang beriman kepada Allah c, semua musibah dan bencana ini bukanlah merupakan kejadian alam biasa semata. Bukan pula hanya sekedar fenomena alam biasa, bagian dari pergerakan alam semata tanpa melihat dan menyadari akan perbuatan yang telah dilakukannya. Apakah perbuatan tersebut mendatangkan murka Allah c atau tidak ?. Sementara Allah c berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ
“Dan musibah/bencana apa saja yang menimpa kalian maka itu disebabkan karena perbuatan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (Asy-Syura: 30)
Dan Allah c berfirman:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢ لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al-Hadid: 22-23)
Demikianlah para pembaca sekalian, kabar dari Allah c tentang hakikat musibah dan bencana yang menimpa manusia di muka bumi ini. Cobalah sejenak kita tengok keadaan negeri kita ini. Negeri yang dikatakan sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini, yang seharusnya menjadi rahmat bagi penduduknya, ternyata fakta berbicara sebaliknya. Jumlah (kuantitas) yang besar ternyata tidak disertai dengan kualitas yang baik. Kaum muslimin, pemeluk agama yang benar, seharusnya mereka adalah orang yang paling utama dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dan orang yang paling utama dalam menjauhi larangan-larangan Allah c. Betapa banyak kaum muslimin yang belum menyadari mulianya agama mereka, dan betapa dahsyatnya ancaman Allah bagi mereka yang melanggar larangan Allah c. Betapa banyak dari kalangan kaum muslimin yang tidak mengenal agamanya dengan benar, sehingga mereka banyak terjatuh kepada larangan-larangan Allah c. Kebodohan dalam permasalahan agama, yang apabila tidak diobati maka akan membawa dampak buruk pada kehidupan mereka, dan ini merupakan masalah paling besar bagi bangsa ini . Bukan hanya datangnya malapetaka, musibah berupa bencana alam saja yang menimpa mereka. Kesulitan, ketidaktenteraman dan ketidaknyamanan dalam kehidupanpun mereka rasakan, yang semua itu merupakan akibat pelanggaran-pelanggaran kaum muslimin itu sendiri terhadap larangan-larangan Allah, dan tidak dijalankannya perintah-perintah Allah atas mereka, sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat di atas. Krisis ekonomi, krisis akhlak dan moral, keonaran dan ketakutan di masyarakat, hal ini senantiasa terus menghantui mereka dan membuat resah mereka dalam kehidupannya. Sementara sebenarnya, apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, menjalankan syariat Allah dengan sebenarnya, maka rahmat dan barokah dari Allah lah yang akan mereka dapatkan, sebagaimana Allah c berfirman:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦ أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا بَيَٰتٗا وَهُمۡ نَآئِمُونَ ٩٧ أَوَ أَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا ضُحٗى وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ ٩٨ أَفَأَمِنُواْ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ فَلَا يَأۡمَنُ مَكۡرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf: 96-99)
Sudahkah negeri ini bercermin tentang keadaan dirinya ?. Sudahkah seperti yang diharapkan dalam ayat yang mulia tadi, beriman dan bertaqwa kepada Allah ?. Ataukah justru sebaliknya, terlalu jauhnya mereka dari Allah sehingga musibah dan bencana datang bertubi-tubi kepada mereka ?. Kita sendiri yang bisa menjawabnya. Lihatlah… betapa banyaknya kerusakan-kerusakan yang dibuat oleh kaum muslimin sendiri di negeri mereka. Kesyirikan sebagai kerusakan yang paling besar, dosa yang paling besar, beribadah kepada selain Allah c, dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah c apabila tidak bertaubat, terlalu banyak dan menjamur di negeri ini, dan sudah menjadi perkara yang dianggap biasa, bukan dianggap sebagai perkara yang paling membahayakan. Kubur-kubur yang diagungkan, peribadahan kepada penghuni kubur dari orang-orang shalih, yang hakikatnya menjadikan mereka (penghuni kubur tadi) sebagai tandingan bagi Allah c dalam peribadahan, banyak kita jumpai di negeri kita ini. Meminta kebaikan kepada mereka, berdoa kepada mereka, berlindung dari kejelekan dan musibah kepada mereka, yang semua ini adalah syirik besar, dosa yang paling besar yang tidak diampuni oleh Allah c. Demikian pula praktek-praktek sihir dan perdukunan, meramal nasib masa yang akan datang, yang semua perbuatan ini meminta pertolongan dari setan, adalah syirik besar dan kekufuran, dan hal ini sudah dianggap sesuatu yang biasa di masyarakat negeri ini. Bahkan majalah-majalah, iklan-iklan tentang praktek-praktek sihir dan perdukunan ini demikian menyebar, dan tidak malu-malu pelakunya dalam mengumumkan perbuatan kotornya ini.
Demikian pula perbuatan-perbuatan bid’ah, perkara yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah g dalam agama ini, juga demikian menyebar di negeri ini. Perbuatan-perbuatan maksiat berupa tempat-tempat pelacuran, judi, minuman keras, perzinaan dan maksiat-maksiat lainnya, juga menjadi pemandangan biasa di negeri ini. Hanya kepada Allah sajalah kita mengadu, hanya kepada Allah sajalah kita mengeluhkan keadaan negeri ini, dengan harapan semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua kaum muslimin, untuk bertaubat kepada-Nya dengan sebenar-benarnya taubat, memperbaiki keadaan mereka, dan agar Allah c menjauhkan negeri ini dari musibah dan bencana.
وَ بِاللهِ التَّوْفِيْقُ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam