STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Jumat, 13 Januari 2012

54 _ Nabi dan Rasul Terakhir Adalah Muhammad bin Abdillah _ Ust. Saifullah -hafizhahullah-

Merupakan aqidah yang paten, keyakinan yang kokoh melebihi kekokohan gunung-gunung yang tinggi menjulang bahwa kenabian dan kerasulan telah ditutup dengan kenabian dan kerasulan nabi kita Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib Al-Hasyimi (dari Bani Hasyim) Al-Qurasyi (dari Quraisy) Al-‘Arabi (dari bangsa Arab).
Keyakinan demikian merupakan penegasan dari atas tujuh langit dari Allah Rabb semesta alam, yang menguasai kerajaan langit dan bumi serta dunia dan akhirat. Allah c berfirman:
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗا
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3)

Ibnu Katsir r mengatakan: Ini merupakan nikmat Allah c yang terbesar atas umat ini, di mana Allah telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka sehingga mereka tidak lagi membutuhkan agama selain agama mereka, tidak butuh kepada nabi selain nabi mereka. Oleh karenanya Allah c menjadikan sebagai penutup para nabi serta Allah c utus dia kepada manusia dan jin.
Allah c berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٖ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَۗ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab: 40)
(خَاتَمَ ٱلنَّبِيِّ‍ۧنَۗ) artinya adalah penutup para nabi. Demikian disebutkan oleh para ahli tafsir.
Ibnu Katsir r berkata: Ayat ini merupakan penegasan bahwa tiada nabi setelahnya. Dan bila tiada nabi setelahnya, tentu lebih-lebih tiada rasul (setelahnya)… Tidak ada yang menyelisihi mereka kecuali orang-orang belakangan dan yang tidak memahami bahasa arab yang dengan bahasa ini Allah c turunkan Al-Qur’an.
Demikian juga nabi Muhammad g telah menjelaskan dalam hadits-haditsnya yang cukup banyak jumlahnya bahwasannya beliau adalah nabi yang terakhir. Tentu hal ini berdasarkan perintah Allah c karena tidaklah beliau berucap berdasarkan hawa nafsu tetapi merupakan wahyu yang diwahyukan kepadanya. Di antara hadits-hadits tersebut:
1- Dari Abu Hurairah h dia berkata: Aku mendengar Rasulullah g bersabda:
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِابْنِ مَرْيَمَ ، اَلْأَنْبِيَاءُ أَوْلَادُ عَلَّاتٍ وَ لَيْسَ بَيْنِي وَ بَيْنَهُ نَبِيٌّ . قَالَ: فَكَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ g: مَثَلِي وَ مَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ كَمَثَلِ قَصْرٍ أُحْسِنَ بُنْيَانُهُ وَ تُرِكَ مِنْهُ مَوْضِعُ لَبِنَةٍ فَطَافَ بِهِ نُظَّارٌ فَتَعَجَّبُوا مِنْ حُسْنِ بُنْيَانِهِ إِلَّا مَوْضِعَ تِلْكَ اللَّبِنَةِ لَا يَعِيْبُونَ غَيْرَهَا فَكُنْتُ أَنَا مَوْضِعَ تِلْكَ اللَّبِنَةِ خُتِمَ بِيَ الرُّسُلُ
“Aku adalah orang yang paling dekat dengan Ibnu Maryam. Para nabi itu adalah anak-anak seibu dan tidak ada nabi antara aku dan dia.”. Kemudian Abu Hurairah h berkata: Rasulullah g bersabda: “Perumpamaan aku dan para nabi yang lain adalah bagaikan sebuah istana yang bangunannya diperindah lalu dibiarkan dari bangunan itu satu tempat untuk satu batu bata. Maka orang-orang yang memandangnya berkeliling sehingga merekapun terheran-heran dengan keindahan bangunannya, kecuali satu tempat batu bata tersebut. Mereka tidak mencela selainnya. Maka akulah yang menduduki tempat batu bata tersebut. Ditutup denganku para rasul.” (HR. Ibnu Hibban)
Dalam lafazh Al-Bukhari dan Muslim:
(وَ أَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ)
2- Abu Hurairah menyampaikan hadits dari Nabi g:
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيْلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَ إِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَ سَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ
“Dahulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat maka diganti oleh nabi yang lain. Dan sesungguhnya tiada nabi setelahku, yang ada adalah para khalifah dan mereka semakin banyak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3- Dari Anas bin Malik h dia mengatakan: Rasulullah g bersabda:
إِنَّ الرِّسَالَةَ وَ النُّبُوَّةَ قَدِ انْقَطَعَتْ فَلَا رَسُولَ بَعْدِي وَ لَا نَبِيَّ
“Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus sehingga tidak ada rasul sepeninggalanku dan tidak ada nabi.” (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: hasan shahih, Ahmad dan Al-Hakim)
4- Dari Abu Hurairah h berkata: Bahwa Rasulullah g bersabda:
فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: أُعْطِيْتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ وَ نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَ أُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَ جُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَ مَسْجِدًا وَ أُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً وَ خُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ
“Aku diberi kelebihan atas para nabi dengan enam perkara: Aku diberi Jawami’ Al-Kalim (perkataan yang ringkas namun padat), aku diberi kemenangan dengan rasa takut dalam diri musuh, dihalalkan untukku rampasan perang, dijadikannya tanah untukku sebagai alat bersuci dan tempat shalat, serta aku diutus kepada makhluk seluruhnya dan para nabi ditutup denganku.” (HR. Muslim)
Para sahabat nabi juga bersepakat bahwa kenabian dan kerasulan telah ditutup dengan kenabian dan kerasulan nabi Muhammad g sehingga mereka serentak memerangi Musailamah Al-Kadzdzab dan nabi-nabi palsu yang lain di masa mereka.
Demikian juga para ulama berjalan di atas jalur ini, jalur keselamatan yang telah digariskan oleh Allah c, Rasul-Nya, dan yang para sahabat beliau berjalan mengikutinya.
Maka barangsiapa mengaku adanya kenabian pada seseorang bersama dengan nabi kita atau setelahnya maka dia adalah kafir, tidak mempercayai nabi Muhammad g karena beliau memberitahukan bahwa ia adalah penutup para nabi dan tiada nabi setelahnya.
Allah c juga memberitahukan bahwa beliau g adalah penutup para nabi dan bahwa ia diutus kepada manusia seluruhnya.
Umatpun bersepakat bahwa pernyataan ini dipahami apa adanya, dan apa yang terpahami darinya itulah yang dimaukan tanpa perlu diselewengkan atau dikhususkan. Maka tidak diragukan akan kafirnya mereka secara pasti dengan kekafiran yang disepakati dan berdasarkan dalil.
Ayat-ayat dan hadits-hadits yang shahih telah tegas dan jelas menyatakan bahwa tiada nabi setelah nabi Muhammad g. Namun demikian orang-orang Ahmadiyah (yang meyakini bahwa Mirza Ahmad Ghulam dari India sebagai nabi) tetap berusaha menyelewengkan makna ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut agar menemukan celah bagi mereka untuk melindungi ajaran mereka yang sesat, sehingga mereka bisa mengelabui masyarakat. Di antara bentuk penyelewengan mereka adalah:
1- Mereka mengartikan (خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ) dengan arti “Yang paling utama dari para nabi”, padahal arti yang benar adalah “Penutup para nabi”
2- Atau mereka mengartikan dengan “Mahar para nabi”
3- Kata (النَّبِيِّيْنَ) mereka artikan “sebagian para nabi”, padahal arti yang benar “seluruh para nabi”
Dan masih banyak penyimpangan, penyelewengan, syubhat dan dusta-dusta yang mereka lakukan untuk melindungi ajaran Ahmadiyah yang sesat dan menyesatkan.

وَ اللهُ أَعْلَمُ ، وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam