STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Selasa, 16 Agustus 2011

50 _ RAMADHAN YANG DIBERKAHI _ Al-Ustadz Ismail -hafizhahullah-


Puasa di bulan Ramadhan merupakan rukun dari rukun-rukun Islam dan kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah l.
·    Hukumnya
Allah l berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)

Rasulullah n bersabda:
بُنِيَ ْاِلإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَ إِقَامِ الصَّلاَةِ وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَ حَجِّ الْبَيْتِ وَ صَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima dasar: bersaksi tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibnu Umar c)
Berkata Asy-Syaikh Abdul ‘Azhim Ibnul Badawi: “Telah sepakat para ulama wajibnya berpuasa di bulan Ramadhan dan sesungguhnya berpuasa merupakan salah satu dari rukun-rukun Islam dan sesungguhnya yang mengingkarinya kafir, keluar dari Islam.”
·    Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan
Rasulullah n bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah z)
Rasulullah n bersabda, bahwa Allah l berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَ أَنَا أَجْزِي بِهِ اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Setiap amalan anak keturunan Adam baginya, kecuali puasa karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberi balasan padanya dan puasa itu adalah perisai.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah z)
·    Wajibnya Berpuasa di Bulan Ramadhan Dengan Melihat Hilal (Bulan Sabit)
Rasulullah n bersabda:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَ أَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمِّيَ عَلَيْكُمُ الشَّهْرُ فَعُدُّوا ثَلاَثِيْنَ
“Berpuasalah karena melihatnya dan berbukalah karena melihatnya, maka apabila tertutup atas kalian bulan, maka sempurnakanlah jumlah (hari pada) bulan itu menjadi tiga puluh.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah z)
·    Ditetapkan Waktu Masuknya Bulan Ramadhan
Ditetapkan masuknya bulan Ramadhan dengan melihat Hilal atau sempurnanya jumlah hari pada bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.
Dari Ibnu Umar c beliau berkata: “Manusia melihat hilal, maka aku pun menyampaikannya kepada Rasulullah n , sesungguhnya aku melihatnya pula, maka Rasulullah n memerintahkan kepadaku dan kepada manusia untuk berpuasa.”
Berkata Asy-Syaikh Abdul ‘Azhim Ibnul Badawi: “Apabila ada seseorang yang melihat hilal, tidaklah dia berpuasa sehingga manusia berpuasa dan tidaklah dia berbuka sehingga manusia berbuka.”
Nabi n bersabda:
اَلصَّْوُم يَوْمَ تَصُومُونَ وَ الْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَ اْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
“Berpuasa itu adalah di hari orang-orang berpuasa dan berbuka itu adalah di hari orang-orang berbuka dan berqurban itu di hari orang-orang berqurban.” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah z)
·    Orang Yang Diwajibkan Berpuasa
Telah sepakat para ulama, sesungguhnya diwajibkan berpuasa terhadap setiap orang Islam, orang yang berakal, dewasa, dan bertempat tinggal di suatu tempat. Dikecualikan kewajiban berpuasa ini bagi orang gila dan anak-anak. Puasa Ramadhan diwajibkan juga terhadap wanita yang suci dari haidh dan nifas. Dan juga dibolehkan bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya untuk berpuasa di bulan Ramadhan ketika orang tua melihat anak-anaknya sanggup untuk berpuasa sebagai latihan bagi dirinya. Dan hal ini mencontoh perbuatan para sahabat yang memerintahkan anak-anak mereka untuk berpuasa. Dan dibolehan membuat mainan yang tidak menyelisihi ketentuan agama Islam kepada anak-anak, maka apabila salah seorang dari mereka menangis dan menginginkan makanan, maka diberikan mainan itu kepada mereka sehingga mengalihkan perhatiannya dari makanan hingga tiba waktu berbuka.
·    Puasa Bagi Orang Sakit dan Musafir / Orang Yang Bepergian.
Adapun kewajiban berpuasa bagi orang sakit dan orang yang bepergian dibolehkan. Adapun pembolehan untuk berbuka bagi keduanya adalah keringanan agama yang diberikan kepada keduanya. Maka barangsiapa yang bertekad untuk berpuasa, maka hal itu tidak ada dosa atasnya.
Berkata Asy-Syaikh Abdul ‘Azhim Ibnul Badawi: “Apabila orang sakit dan juga musafir tidak merasa berat untuk berpuasa, maka berpuasa adalah lebih utama bagi keduanya. Namun apabila dijumpai kesulitan, maka berbuka lebih utama bagi keduanya.”
·    Puasa Bagi Wanita Haidh dan Nifas
Berkata Aisyah x: “Kami mengalami haidh di masa Rasulullah n , maka kami diperintahkan untuk mengganti puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengganti shalat”
Maka wanita yang haidh ataupun nifas tidak dibolehan untuk berpuasa, karena di antara syarat berpuasa bagi wanita adalah suci dari haidh dan nifas, serta diwajibkan bagi keduanya untuk menggantinya di hari yang lain.
·    Hal Yang Diwajibkan Bagi Orang Tua Renta dan Wanita Yang Lemah dan Orang Sakit Yang Tidak Diharapkan Kesembuhannya
Dibolehkan bagi mereka untuk berbuka dan memberi makan setiap harinya satu orang miskin / fidyah. Allah l berfirman:
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (Al-Baqarah: 184)
·    Wanita Hamil dan Menyusui
Wanita hamil dan menyusui apabila mereka merasa berat untuk berpuasa di bulan Ramadhan atau mengkhawatirkan keadaan anaknya, maka dibolehkan baginya untuk berbuka dan diwajibkan bagi keduanya untuk memberi makan seorang miskin setiap harinya (fidyah) dan tidak diperintahkan untuk mengganti puasanya.
·    Ketentuan Makanan Yang Diwajibkan Untuk Membayar fidyah
Anas Ibnu Malik z berkata: “Sesungguhnya dirinya tidak sanggup untuk berpuasa, maka beliau memasak roti berkuah pada mangkuk besar dan memanggil tiga puluh orang miskin untuk makan sehingga makanan itu mengenyangkan mereka.” (Al-Irwa’)
·    Rukun-rukun Puasa
1.     Niat. Allah l berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah n bersabda:
مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak berniat untuk berpuasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud dari Hafshah x)
“Niat itu tempatnya di dada, bukan diucapkan oleh mulut”
2.     Menahan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan berbuka puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Allah l berfirman:
فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (Al-Baqarah: 187)
·    Hal-hal Yang Membatalkan Puasa
1.     Makan dengan sengaja
2.     Minum dengan sengaja
3.     Muntah dengan sengaja
4.     Haidh
5.     Nifas
6.     Bersetubuh dengan istri di siang hari di bulan Ramadhan
·    Adab Berpuasa
Hendaknya orang yang berpuasa memperhatikan hal-hal berikut ini:
1.     Mengakhirkan sahur.
Apabila orang yang berpuasa mendengar adzan dan makanan atau minumannya masih berada di tangannya, maka hendaknya dia menyelesaikan makan dan minumnya. Rasulullah n bersabda:
إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَ اْلإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ
“Apabila salah seorang dari kalian mendengar adzan dan cangkir / makanan masih berada di tangannya, maka janganlah dia meletakkannya sehingga dia menyelesaikan kebutuhan darinya.” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah z)
2.     Menahan diri dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji dan selain dari keduanya bagi orang yang berpuasa.
Rasulullah n bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَ الْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَ شَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan beramal dengannya, maka Allah tidak butuh terhadap makanan dan minumannya ketika dia berpuasa.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah z )
3.     Membaca, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.
4.     Menyegerakan berbuka apabila telah masuk waktunya.
Rasulullah n bersabda:
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Senantiasa manusia berada dalam kebaikan apabila mereka menyegerakan berbuka puasa.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Sahl Ibnu Sa’d z)
5.     Doa sebelum berbuka puasa.
Rasulullah n bersabda:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ ابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَ ثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan dan telah tetap pahala Insya Allah.” (Hadits hasan, riwayat Abu Dawud dari Abdullah Ibnu Umar c)
·    Hal-hal Yang Dibolehkan Bagi Orang Yang Berpuasa
1.     Mandi
2.     Menyiramkan air di kepala
3.     Berkumur dan menghirup air ketika wudhu
Rasulullah n bersabda:
وَ بَالِغْ فِي اْلاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا
“Dan bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air, kecuali engkau sedang puasa.” (HR. Abu Dawud dari Laqith Ibnu Shabrah z)
4.     Berbekam
Dari Ibnu Abbas c beliau berkata: “Nabi n berbekam dalam keadaan berpuasa.”
Berkata Asy-Syaikh Abdul ‘Azhim Ibnul Badawi: “Larangan bagi orang yang berbekam apabila dikhawatirkan menyebabkan lemahnya tubuh, namun apabila tidak menyebabkan dirinya menjadi lemah, maka hal ini dibolehkan.”
5.     Mencium dan memeluk istri
6.     Tertidur dalam keadaan junub dan mendapati waktu subuh
7.     Menggosok gigi dengan siwak atau pasta gigi dibolehkan secara mutlak oleh para ulama
8.     Memakai wewangian
9.     Memakai pelembab untuk kulit
10.     Memakai celak mata
11.     Memakai obat tetes dan juga obat semprot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam