STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Minggu, 08 Mei 2011

47 _ Rukun-rukun Iman (Bag.5) BERIMAN DENGAN PARA RASUL ALLAH _ Al-Ustadz Saifullah -hafizhahullah-

Allah I adalah Dzat yang telah menciptakan alam ini dan mengatur segala sesuatunya, rizkinya, hidup matinya makhluk, susah senangnya, dll. Dan Allah melebihkan manusia dari alam-alam yang lainnya dengan diberikan akal dan dibebani untuk beribadah kepada Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah I berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat: 56)

Inilah hikmah diciptakannya manusia di muka bumi untuk beribadah kepada Allah semata. Oleh karenanya wajib atas kita memahami makna ibadah yang Allah kehendaki sehingga kehidupan kita bisa bernilaikan ibadah dan tidak sia-sia.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Ibadah itu adalah mentaati Allah dengan melaksanakan apa-apa yang Allah perintahkan atas lisan rasul-Nya.


Syaikhul Islam juga berkata: Ibadah itu adalah nama yang mencakup setiap apa-apa yang Allah mencintainya dan meridhainya berupa perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang zhahir maupun yang batin.

Berkata Ibnu Katsir menjelaskan firman Allah di atas: “Dan mengibadahi-Nya adalah mentaati-Nya dengan melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Dan yang demikian merupakan hakekatnya agama Islam, karena makna Al-Islam adalah اْلِاسْتِسْلاَمُ  : Berserah diri kepada Allah yang mengandung puncak pelaksanaan, merendahkan diri dan ketundukan”, selesai perkataan Ibnu Katsir.

Dari penjelasan kedua ulama besar tentang makna ibadah kita mengetahui kapan saja seseorang melaksanakan perintah Allah atau meninggalkan larangan-Nya maka dia sedang beribadah kepada Allah.

Untuk memudahkan manusia dalam beribadah kepada Allah dan agar ibadahnya sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah maka Allah mengutus para rasul untuk membimbing manusia dalam ibadah-ibadah mereka kepada Allah I. Allah berfirman:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (Yusuf: 108)

Allah berfirman:

وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ أَلا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الأمُورُ

“Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan” (Asy-Syura’: 52-53)

Dan diutusnya para rasul adalah untuk menegakkan hujjah atas manusia sehingga manusia tidak bisa mengelak/beralasan tidak tahu dari hikmah Allah menciptakan manusia di muka bumi. Allah berfirman:

رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“(mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”  (An-Nisa’: 165)

Maka rasul Allah adalah orang yang diberikan wahyu kepadanya dengan suatu syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umatnya. Dan pertamanya rasul adalah Nuh u dan akhirnya adalah Muhammad r. Hal ini sebagaimana firman Allah I:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah berikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya” (An-Nisa’: 163)

Dan disebutkan dalam shahih Bukhari dari Anas bin Malik t dalam hadits syafaat bahwa Nabi r menyebutkan: Bahwasannya manusia datang kepada Adam supaya memberi syafaat kepada mereka, maka Adam menyatakan udzur kepada mereka seraya mengatakan: “Datanglah kepada Nuh pertama rasul yang Allah mengutusnya...” Al-Hadits.

Ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa rasul yang pertama adalah Nuh u

Allah I berfirman tentang Nabi Muhammad r:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi” (Al-Ahzab: 40)

Dalam hadits dari sahabat Sa’id bin Abi Waqqash berkata: “Rasulullah meninggalkan Ali bin Abi Thalib pada perang Tabuk, maka Ali berkata: “Wahai Rasulullah, engkau tinggalkan aku pada wanita-wanita dan anak-anak”, berkata Rasulullah r: “Apakah kamu tidak ridha kedudukan kamu dariku seperti kedudukan Harun dan Musa hanya saja tidak ada nabi setelahku” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari surat Al-Ahzab: 40 dan hadits Sa’id bin Abi Waqqash yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, kita mengetahui dan mengimani bahwa nabi dan rasul terakhir adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Mutthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-‘Arabi tidak ada lagi nabi setelahnya. Dan hal ini merupakan perkara yang wajib diimani oleh setiap muslim karena termasuk pokok-pokok dalam agama ini.

Demikian juga mengimani benarnya risalah para rasul, bahwasannya risalah mereka adalah benar dari Allah bukan dikehendaki oleh masing-masing atau warisan dari leluhurnya tetapi Allah-lah yang memilih mereka dan melantik mereka sebagai utusan-Nya. Tidak boleh bagi seorang muslim mengimani sebagian dan mengkufuri sebagian. Barangsiapa mengkufuri sebagian rasul berarti mengkufuri semuanya. Allah berfirman:

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul” (Asy-Syu’ara’: 105)

Allah menjadikan mereka mendustakan semua rasul padahal tidak ada rasul yang lainnya ketika mereka mendustakan Nuh u. Berdasarkan hal ini, orang-orang Nashara yang mereka mendustakan Nabi Muhammad r dan tidak mau mengikutinya pada hakekatnya mereka telah mendustakan Al-Masih putra Maryam (Nabi Isa u) dan tidak mengikutinya, lebih-lebih lagi mereka telah diberi kabar gembira dengan akan datangnya Nabi Muhammad r. Tidaklah ada pengkabaran ini kecuali menunjukkan bahwa beliau juga diutus kepada mereka untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.

Sisi lain kewajiban seorang muslim terhadap para rasul adalah mengimani nama-nama mereka yang Allah menjelaskannya dalam Al-Qur’an seperti: Muhammad, Ibrahim, Musa, Isa dan Nuh yang kelima rasul ini merupakan Ulul ‘Azmi dari para rasul. Sungguh Allah telah menyebutkan nama-nama mereka dalam Al-Qur’an pada dua tempat. Allah berfirman:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا (7) لِيَسْأَلَ الصَّادِقِينَ عَنْ صِدْقِهِمْ وَأَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا أَلِيمًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam” (Al-Ahzab: 7)

Allah berfirman:

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ

“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya” (Asy-Syura: 13)

Adapun rasul-rasul yang Allah tidak menjelaskan nama-nama mereka maka kita mengimaninya secara global, karena tidak semua nama-nama rasul Allah menjelaskannya, sebagaimana firman Allah:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu” (Ghafir: 78)

Para rasul adalah orang-orang pilihan Allah. Mereka memiliki kelebihan-kelebihan dari manusia yang lainnya, akhlaknya mulia, cerdas, sempurna fisiknya, dll. Dan wajib atas kita mengimani berita-berita yang shahih (benar) tentang mereka.

Mencontoh, mengikuti dan mentaati para rasul merupakan perkara yang wajib atas orang yang beriman. Allah berfirman:

وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Yasin: 20-21)

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah” (Al-Hasyr: 7)

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu" (Ali Imran: 31)

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih” (An-Nur: 63)

فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمَا

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (An-Nisa’: 65)

Dari Abu Hurairah t berkata: bersabda Nabi r:

فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوْهُ وَ إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Apabila aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah dan apabila memerintahkan kalian dengan sesuatu maka datangilah apa yang kalian mampu” (Muttafaqun ‘Alaih)

Tidaklah Allah mengutus para rasul-Nya kecuali supaya mereka ditaati dan tidak dimaksiati, dilaksanakan perintahnya dan dijauhi larangannya. Allah berjanji akan memberikan balasan yang setimpal baik terhadap orang-orang yang mentaati rasul-Nya atau terhadap yang memaksiatinya. Allah berfirman:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Ali Imran: 132-133)

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar” (An-Nisa’: 13)

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (Al-Ahzab: 71)

Dan ayat-ayat yang memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati Allah dan rasul-Nya sangat banyak.

Allah berfirman tentang orang-orang yang mendurhakai rasul-Nya:

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan” (An-Nisa’: 14)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا

“Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (Al-Ahzab: 36)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya” (Al-Jin: 23)

Nabi Muhammad r bersabda:

كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى ، فَقِيْلَ: وَ مَنْ يَأْبَى يَا رَسُوْلَ اللهِ؟، قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَ مَنْ عَصَانِيْ دَخَلَ النَّارَ

“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau”, kemudian ditanyakan: “Wahai Rasulullah, siapa yang tidak mau masuk surga?”, Nabi menjawab: “Barangsiapa mentaatiku maka dia masuk surga dan barangsiapa mamaksiatiku maka dia masuk neraka” (HR. Al-Bukhari)
Ayat-ayat dan hadits-hadits yang shahih yang memberi ancaman terhadap orang-orang yang durhaka kepada Allah dan rasul-Nya sangat banyak. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mentaati Allah dan rasul-Nya. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam