STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Rabu, 29 Desember 2010

36 _ KEBENCIAN DAN CINTA KARENA ALLOH _ Ust Ismail -hafizhahullah-

Manusia sebagaimana yang disifati penciptanya adalah makhluk yang berbuat aniaya dan bodoh. Maka tidak selayaknya dia membuat timbangan tentang hal-hal yang bermanfaat dan mendatangkan kejelekan berdasarkan kecenderung-an, kesukaan, kebencian dan kemarahan yang ditimbulkan dari dalam dirinya. I lewat perintah dan larangan-Nya. Sesuatu yang paling bermanfaat baginya yang bersifat mutlak adalah ketaatan kepada Allah I secara lahir dan batin jika dia taat dan beribadah kepada Allah I dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka apapun yang tidak disukai pada dirinya akan menjadi kebaikan baginya, jika dia tidak taat dan tidak beribadah kepada Allah I maka apapun yang dia cintai pada dirinya merupakan keburukan baginya. Allah I berfirman:
Timbangan atas semua itu harus berdasarkan pilihan Allah
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah: 216)
فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (An-Nisa’: 19)
Ayat pertama berkaitan dengan jihad yang mencerminkan puncak dari kekuatan amarah yang terdapat pada anak manusia yang didasari dengan kekokohan jiwa kepada Allah I. Sedang ayat yang kedua berkaitan dengan pernikahan anak manusia yang mencerminkan puncak kekuatan hawa nafsu yang berhiaskan cinta dan kasih sayang yang terlahir dari jiwa yang berserah diri kepada Allah I. Siapa yang mengetahui pencipta-Nya secara benar, memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah I secara yakin bahwa hal-hal yang dia benci dan menimpa dirinya atau cobaan yang menyapa dirinya terkadang kebaikan-kebaikan yang tidak bisa dihitung oleh pengetahuan dan pikirannya bahkan kebaikan pada manusia terhadap hal-hal yang dibencinya terkadang lebih besar daripada kebaikan dalam hal-hal yang disukainya. Keridhaan yang akan muncul dari setiap manusia ini tergantung pada pengetahuan keadilan Allah I, hikmah, rahmat dan pilihan-Nya disertai dengan doa yang selalu terucap dari bibirnya sebagai bukti nyata dari bimbingan Rasulullah ` . Rasulullah ` bersabda:
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِاْلأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيْضَةِ ، ثُمَّ ليَقُلْ: اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
“Apabila salah seorang di antaramu mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu hendaklah melakukan shalat sunnah (istikharah) dua rakaat kemudian membaca doa ini: “Wahai Allah, sesungguhnya aku minta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemaha kuasaan-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedang aku tidak kuasa. Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengatahui hal yang tersembunyi. Wahai Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini lebih baik di dalam agamaku dan akibatnya terhadap diriku (atau Nabi ` bersabda: di dunia dan di akhirat) sukseskanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku di dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku maka singkirkanlah persoalan tersebut dan jauhkan daripadanya, takdirkan / tetapkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada kemudian berilah kerelaan-Mu padaku” (HR. Bukhari dari Jabir bin Abdillah z)
Allah I berfirman:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah: 216)
Ayat Allah I yang mulia ini terkandung padanya beberapa hikmah, rahasia dan kebaikan bagi setiap manusia. Jika setiap manusia mengetahui bahwa sesuatu yang dibenci bisa mendatangkan sesuatu yang disenangi dan sesuatu yang disenangi bisa mendatangkan sesuatu yang dibenci berarti dia tidak merasa aman dari kejelekan dari sesuatu yang membuatnya senang, dan dia tidak akan berputus harapan untuk mendapatkan kesenangan yang datangnya dari sesuatu yang selama ini dibenci oleh dirinya. Allah I berfriman:
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” (Yunus: 25-26)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah –rahimahullah- menyebutkan: “Kata “Al-Husna” (kebaikan) dalam ayat ini “Al-Jannah” (surga), sedang kata “Az-Ziyaadah” (tambahan) dalam ayat ini adalah melihat wajah Allah I Yang Mulia” [Haadil Arwah Ilaa Bilaadil Afrah]
Ucapan dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah ini bersumber dari firman Allah I dan sabda Rasulullah ` . sebagaimana yang diriwayatkan / disebutkan oleh imam Muslim dari Shuhaib z bahwa Rasulullah ` membaca ayat Allah I:
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya”
Ayat ini ditafsirkan / diterangkan oleh Rasulullah Muhammad ` yaitu surga dan melihat wajah Allah I.
Manusia manakah yang bisa luput dari siksaan Allah I yang semua itu disebabkan dosanya sendiri, dan tidaklah siksaan yang ditimpakan oleh Allah I kepada setiap manusia terkecuali pada jiwa yang keras dan kaku serta jauhnya ibadah kepada Allah I.
Wahai manusia, jadikanlah kebencian dan kecintaan pada dirimu selalu didasari dengan ayat Allah I dan hadits Rasulullah ` niscaya engkau akan mendapati kehidupan yang indah di atas pemahaman yang terbimbing untuk meraih kebahagiaan di surga yang abadi.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam