STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Selasa, 28 Desember 2010

29 _ PENGOBATAN CARA NABI -shallallahu 'alaihi wa sallam- _ Ust Abu Bakr -hafizhahullah-

Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menjadikan agama Islam ini menjadi agama yang sempurna, sebagaimana Allah k berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (Al-Maidah: 3)
Termasuk dari kesempurnaan agama Islam ini adalah petunjuk Nabi Muhammad ` dalam kehidupan beliau `, yang mana beliau ` memperhatikan tentang kesehatan jasmani. ` diutus sebagai rahmat bagi alam ini. Apa yang dibawa oleh beliau ` merupakan kebaikan bagi manusia, baik itu kebaikan pada rohani mereka, demikian pula kebaikan pada jasmani mereka. Sungguh, apabila seseorang memperhatikan kehidupan beliau `, mereka akan mendapatkan bahwa segala aktifitas dan ajaran Rasulullah ` mengandung hikmah / rahasia yang besar yang memberikan pengaruh luar biasa pada kesehatan manusia dalam kehidupan mereka di dunia.
Beliau Rasulullah
Dalam tulisan yang sederhana ini insya Allah akan kami jelaskan sedikit tentang perkara tersebut, dan barangsiapa yang ingin memperluas pengetahuannya dalam permasalahan ini, hendaknya mereka merujuk kepada kitab yang luar biasa karangan Al-Imam Ar-Rabbani Ibnul Qayyim Al-Jauziyah –rahimahullah- yang berjudul “Ath-Thibbun Nabawi” (Pengobatan Cara Nabi `).
Jenis-jenis penyakit
Penyakit terbagi menjadi dua macam sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an:
1.      Penyakit Hati
2.      Penyakit Jasmani
Penyakit hati terbagi menjadi dua macam:
1.      Penyakit syubhat / keraguan
2.      Penyakit syahwat
Allah k berfirman tentang penyakit syubhat:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya” (Al-Baqarah: 10)
وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا
“Dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” (Al-Muddatstsir: 31)
Adapun penyakit hati berupa syahwat Allah k berfirman:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ
“Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya” (Al-Ahzab: 32)
Ini adalah penyakit syahwat zina.
Adapun tentang penyakit jasmani Allah k berfirman:
لَيْسَ عَلَى الأَعْمَى حَرَجٌ وَلا عَلَى الأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ
“Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang)” (Al-Fath: 17)
Dan demikian pula banyak penyebutan tentang penyakit badan ini pada haji dan puasa serta wudhu. [Lihat Ath-Thibbun Nabawi hal.4]
Pokok - pokok penyembuhan penyakit badan
Ada tiga pokok penyembuhan penyakit badan:
1.      Penjagaan kesehatan (kekuatan).
2.      Pengurangan (pengeluaran) hal-hal yang membuat penyakit.
3.      Pencegahan (prefentif) dari hal-hal yang membuat penyakit.
Semua ini Allah k sebutkan pada tiga tempat dalam Al-Qur’an:
Untuk yang pertama Allah k berfirman:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain” (Al-Baqarah: 184)
Allah k membolehkan bagi orang yang bepergian untuk berbuka ketika puasa agar tidak melemahkan badannya ketika itu dan tetap terjaga kekuatan badan dan kesehatannya.
Adapun untuk yang kedua Allah k berfirman:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ
“Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban” (Al-Baqarah: 196)
Allah k membolehkan bagi orang yang ada penyakit pada kepalanya seperti kutu atau gatal atau selainnya untuk mencukur kepalanya ketika ihram, hal ini menunjukkan tentang disyariatkannya pengeluaran (pengurangan) hal-hal yang membuat penyakit dari badan.
Adapun yang ketiga Allah k berfirman:
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (WC) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih)” (Al-Maidah: 6)
Dibolehkan bagi orang yang sakit mengganti air dengan tanah (ketika berwudhu atau mandi) untuk penjagaan dari hal-hal yang membuatnya sakit. [Lihat Ath-Thibbun Nabawi hal.5-6]
Jenis-jenis pengobatan Nabi ` terhadap penyakit
Ada tiga jenis pengobatan Nabi ` terhadap penyakit:
1.      Dengan obat-obatan Thabi’iyah.
2.      Dengan obat-obatan Ilahiyah.
3.      Dengan menggabungkan keduanya.
Untuk yang pertama seperti petunjuk Rasulullah ` tentang pengobatan dengan hijamah (bekam/kop), madu, jintan hitam (habbatussauda’), minyak zaitun, air zam-zam, talbinah (air rebusan gandum), dan lain-lain.
Adapun yang kedua seperti pengobatan Rasulullah ` dengan ruqyah untuk mengobati sihir, penyakit ‘ain (mata) karena hasad, sengatan kalajengking atau ular atau semut dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa dari beliau `.
Adapun yang ketiga seperti Rasulullah `  mengobati orang yang tersengat kalajengking dengan campuran air dan garam yang diletakkan di tempat sengatan kemudian beliau membaca surat Al-Ikhlash dan Al-Falaq serta An-Naas (HR. Ibnu Abi Syaibah). Dalam hadits ini Rasulullah ` menggabungkan dua jenis pengobatan, yaitu Thabi’i dan Ilahi.
[Lihat Ath-Thibbun Nabawi hal.186]
Para pembaca –rahimakumullah-, kalau kita memperhatikan aktifitas keseharian dan ajaran Rasulullah ` maka semuanya itu tidaklah lepas kaitannya dengan rahasia kesehatan manusia. Mulai dari cara tidur beliau ` hingga ketika bangun beliau `, seperti cara makan, cara minum, apa-apa yang beliau ` makan dan minum. Demikian pula ibadah-ibadah beliau ` dan petunjuk-petunjuk beliau ` lainnya. Betapa banyak penelitian ilmiah tentang kesehatan yang telah membuktikan tentang keajaiban shalat, puasa dan lainnya. Dan betapa banyak pula penelitian ilmiah kedokteran yang telah membuktikan keajaiban tentang madu, kurma, jintan hitam (habbatussauda’), minyak zaitun, talbinah, air zam-zam, hijamah (bekam/kop) dan makanan serta minuman lainnya yang dikonsumsi oleh Rasulullah `. Karena keterbatasan tempat maka kami tidak membawakan penelitian-penelitian tersebut disini –baarakallahu fiikum-.
Banyak diantara mereka yang telah lama mengobati penyakitnya yang kronis dan hampir putus asa, kemudian tersembuhkan dengan izin Allah setelah melakukan pengobatan dengan cara Nabi ` seperti hijamah (bekam/kop), madu, habbatussauda’, dan lainnya. Bahkan diantara mereka yang dulunya kafir akhirnya menyatakan keislaman mereka karena pengalaman mereka ini. Dan diantara mereka adalah ahli kesehatan dan kedokteran kafir yang masuk Islam setelah menyaksikan keajaiban syariat dan pengobatan Nabi `, , Subhanallah..!. Maka sudah sepantasnya kita sebagai kaum muslimin adalah orang yang lebih utama untuk percaya dan mangamalkan hal ini, yang mana diharapkan dengan demikian akan semakin menambah keimanan kita kepada Allah k. Allah  k berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (An-Najm: 3-4)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah” (Al-Hasyr: 7)
Sebagai penutup kami akan menukilkan perkataan Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah –rahimahullah- dalam kitab beliau “Ath-Thibbun Nabawi”:
“Membandingkan pengobatan para pakar pengobatan dengan pengobatan Rasulullah ` sama dengan membandingkan pengobatan orang-orang yang lemah dengan pengobatan mereka” (hal.395)
Beliau juga berkata:
“Perhatian Nabi ` yang paling besar ialah mengobati hati dan memberinya petunjuk hingga mencapai puncak yang diinginkan yaitu surga. Beliau ` juga memberikan arahan agar mengobati badan dan menyembuhkannya. Beliau ` memberitahukan kepada kita bahwa memperbaiki badan tanpa disertai perbaikan hati, tidak akan memberikan manfaat. Sementara kelemahan badan tapi hatinya baik maka bahayanya lebih sedikit karena bahaya itu pun akan hilang yang berganti dengan manfaat yang kekal dan sempurna”.
Wallahu a’lamu bish shawab
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam