STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Senin, 27 Desember 2010

13 _ KEUTAMAAN-KEUTAMAAN PUASA _ Ust Saifullah -hafizhahullah-

Banyak orang menyangka bahwa puasa itu sekedar menahan diri dari makan dan minum di siang hari, padahal puasa yang dimaksudkan dengannya beribadah kepada Allah tidaklah sebatas demikian.
Berkata Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rahmahullah-: “Puasa yaitu beribadah kepada Allah U dengan meninggalkan makan, minum dan jima’ mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Inilah puasa, seseorang beribadah kepada Allah dengan meninggalkan perkara - perkara tersebut bukan meninggalkannya karena kebiasaan atau untuk kesehatan badan, akan tetapi dia beribadah dengan meninggalkan hal-hal tersebut. Dia menahan diri dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan menahan diri dari setiap apa yang akan membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari”. [Syarah Riyadhush Shalihin (3/359)]

Puasa adalah ibadah yang agung, ibadah rahasia dan tersembunyi. Oleh karenanya puasa memiliki keutamaan-keutamaan, diantaranya:
1) Puasa adalah tameng/perisai
Puasa adalah tameng dari syahwat dan dari neraka. Nabi r memerintahkan orang-orang yang ingin menikah tapi belum memiliki kemampuan untuk menikah supaya berpuasa, karena dengan berpuasa akan memutuskan keinginan untuk menikah. Nabi r bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ, مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ. فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ, فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian sudah mampu untuk menikah maka menikahlah, sesungguhnya dengan menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu (tapi sudah ingin menikah) maka berpuasalah, maka sesungguhnya puasa itu bagi dia merupakan obat”. [HR. Bukhari dan Muslim, dari sahabat Ibnu Mas’ud t]
Puasa adalah tameng dari neraka. Rasulullah r bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْمًا فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بِذلِكَ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah kecuali Allah jauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan”. [HR. Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri t, shahih]
اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
“Puasa adalah tameng yang seorang hamba berlindung dengannya dari neraka”. [HR. Ahmad, dari sahabat Jabir t]
2) Puasa memasukkan pelakunya ke dalam jannah/surga.
Dari hadits diatas telah diketahui bahwa puasa menjauhkan palakunya dari neraka, maka puasa mendekatkan pelakunya ke jannah. Dari Abu Umamah t berkata: “Aku mengatakan: “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah aku atas amalan yang aku akan masuk jannah karenanya !”, bersabda Nabi r:
عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ لاَ مِثْلَ لَهُ
“Wajib atas kamu berpuasa, tidak ada yang semisal dengan itu”. [HR. Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, sanad shahih]
3) Orang yang puasa diberikan balasan tanpa batas.
4) Orang yang puasa memiliki dua kegembiaraan.
5) Bau mulut orang yang puasa lebih wangi disisi Allah daripada minyak wangi misik.
Ketiga keutamaan diatas dijelaskan dalam hadits berikut:
قَالَ اللهُU : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامُ, فَإِنَّهُ لِي وَ أَنَا أَجْزِيْ بِهِ. وَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ. فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَ لاَ يَصْخَبْ, فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ. وَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ, وَ إِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Allah U berkata: “Setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu tameng. Dan apabila hari seseorang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan jangan bertengar dengan mengangkat suara, jika dicela atau disakiti maka katakanlah: “Saya sedang berpuasa”. Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi disisi Allah daripada minyak misik. Orang yang puasa memiliki dua kegembiraan yang dia bergembira dengan keduanya: Apabila berbuka dia gembira, dan apabila menjumpai Rabbnya dia gembira disebabkan puasanya”. [HR. Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Hurairah t]
6) Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat.
Dari Abdullah bin ‘Amr t, dari Nabi r bersabda:
اَلصِّيَامُ وَ الْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الُقِيَامَةِ. يَقُوْلُ الصِّيَامُ: أي رَبِّ, مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَ الشَّهْوَةَ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ. وَ يَقُوْلُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ. قَالَ: فَيَشْفَعَانِ
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat untuk hamba dihari kiamat. Berkata puasa: “Wahai Rabbku, aku tahan dia dari makan dan syahwat maka berilah dia syafaat karenaku”. Berkata Al-Qur’an: “Aku tahan dia dari tidur di malam hari maka berilah dia syafaat karenaku”.
Nabi r bersabda: “Kemudian keduanya memberi syafaat”. [HR. Ahmad, Al-Hakim dan Abu Nu’aim, sanad hasan]
7) Orang yang puasa akan dimasukkan jannah melalui pintu khusus untuk mereka yang dinamakan pintu Ar-Rayyan.
Dari Sahl bin Sa’d t, dari Nabi r bersabda:
إِنَّ فِِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ, يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ, فَإِذَا دَخَلُوْا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ, فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ, وَ مَنْ دَخَلَ شَرِبَ, وَ مَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا
“Sungguh dalam jannah terdapat satu pintu yang dinamakan Ar-Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk jannah melalui pintu ini di hari kiamat, tidaklah memasukinya seorangpun selain mereka. Apabila orang-orang yang puasa sudah masuk maka ditutup, tidaklah bisa masuk melalui pintu itu seorangpun. Apabila orang yang paling akhir dari mereka sudah masuk maka ditutup. Dan barangsiapa masuk maka akan minum, barangsiapa minum maka tidak akan haus selama-lamanya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Diantara hari dan bulan yang disunnahkan berpuasa adalah bulan Sya’ban (antara bulan Rajab dan Ramadhan). Nabi r berpuasa di bulan Sya’ban seluruh hari-harinya atau pada sebagian besarnya, sebagaimana ada dalam riwayat Aisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata:
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ r يَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ, فَإِنَّهُ كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Tidaklah Nabi r berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Sya’ban, maka Nabi r berpuasa seluruh Sya’ban”.
Dalam riwayat lain:
كَانَ يَصُوْمُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيْلاً
“Nabi r berpuasa bulan Sya’ban, kecuali sedikit”. [HR. Muttafaqun ‘Alaihi]
Wallahu a’lamu bish shawab.
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ



Pertanyaan:
Bagaimana caranya memohon maaf kepada orang yang dighibahi dan bertobat dari dosa ghibah..?
Azizah_Tantui (085343030XXX)
Jawaban:
Allah U berfirman:
وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Janganlah (mangghibah) menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya” [Al-Hujurat: 12]
Berkata Ibnu Katsir –rahimahullah-: “Pada ayat tersebut mengandung larangan dari perbuatan ghibah”. [Tafsir Ibnu Katsir]
Dalam hadits dari Abu Hurairah t Rasulullah r bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah ?”, para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau r bersabda:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
“Ghibah yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci”.
Ditanyakan: “Bagaimana menurut engkau, jika pada saudaraku itu ada sesuatu yang aku katakan ?”.
Rasulullah r menjawab:
إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
“Jika padanya ada yang kamu katakan maka kamu telah mengghibahnya, jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan maka kamu telah berbuat kedustaan atasnya”. [HR. Muslim]

Berkata Imam An-Nawawi: “Ghibah adalah menyebutkan seseorang dengan sesuatu yang ia benci, baik hal itu berkenaan dengan jasmaninya, keagamaan, keduniaan, jiwa, rupa, akhlak, harta, anak, istri (atau suami), pembantu, pakaian, gerak-gerik, keceriaan, kemasaman mukanya atau selainnya yang berkaitan dengan orang tersebut. Baik penyebutannya secara lafazh maupun sekedar isyarat dan tanda” [Al-Adzkar]
Adapun cara bertaubat dari dosa ghibah maka sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rahimahullah- dalam Syarh Bulughul Maram: Bahwa untuk bertaubat dari dosa ghibah perlu dirinci. Jika orang yang dighibahi mengetahui kalau dia dibicarakan kejelekannya oleh seseorang, maka orang yang ingin bertaubat dari ghibah harus meminta maaf kepadanya, sebab ketika orang tersebut mengetahui perbuatannya berarti ini sudah berkaitan dengan orang tersebut, sehingga dia harus meminta maaf untuk melepaskan beban dosanya. Adapun jika orang yang dighibahi tidak mengetahuinya, atau diduga bahwa dia tidak mengetahuinya, maka orang yang ingin bertaubat dari ghibah cukup untuk memohonkan ampun kepada Allah untuknya. Kemudian ada satu lagi yang merupakan penebus dosa ghibah, yaitu hendaknya dia menyebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dighibahi di majelis yang pernah dia mengghibahi orang tersebut padanya, berdasarkan firman Allah U:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” [Hud: 114]
Wallahu a’lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam