STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Rabu, 29 Desember 2010

38 _ INTROSPEKSI DIRI _ Ust Saifullah -hafizhahullah-

Perjalanan hidup manusia di muka bumi pasti ada akhirnya karena dibatasi oleh ajal (kematian). Siapapun orangnya pasti menemui ajalnya. Allah l berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (Ali Imran: 185)
Oleh karenanya berapapun panjangnya umur seseorang tetaplah dikatakan pendek karena ada batasnya dan ada akhirnya. l berfirman:
Allah
وَلَكُمْ فِي الأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
“Dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (Al-Baqarah: 36)
Maka pada waktunya manusia itu akan kembali kepada yang menciptakannya yaitu Allah l. Allah l berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertaqwa” (Al-Baqarah: 21)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu” (An-Nisa’: 1)
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami kepada-Nya kami dikembalikan” (Al-Baqarah: 156)
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembalinya mereka” (Al-Ghasyiyah: 25)
Matinya manusia dan kembalinya kepada yang menciptakannya merupakan akhir perjalanan hidupnya di dunia dan awal perjalanan menempuh alam akhirat yang berujung ke surga atau neraka. Dimana surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan yang Allah siapkan untuk orang-orang yang beriman lagi bertaqwa, orang-orang yang beriman dengan apa-apa yang Allah wajibkan atas mereka untuk mengimaninya, melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, mengikhlaskan agama hanya bagi-Nya, dan mengikuti hanya kepada Rasul-Nya. Sedangkan neraka adalah tempat siksaan yang Allah siapkan untuk orang-orang kafir lagi zhalim, orang-orang yang kafir terhadap Allah dan memaksiati para rasul-Nya, di dalamnya terdapat berbagai macam siksaan dan adzab yang tidak bisa digambarkan oleh pikiran manusia.
Sebelum manusia sampai ke surga atau neraka, manusia akan mengalami fitnah kubur, perhitungan amal dan pembalasannya. Fitnah kubur yaitu mayit akan ditanya setelah dikubur tentang Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Dan Allah memberikan kemampuan kepada orang-orang yang beriman untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka orang yang beriman mengatakan: “Tuhanku Allah, agamaku Islam dan nabiku Muhammad r. Sedangkan orang-orang kafir tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan orang-orang munafiq mengatakan: “Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu maka akupun mengatakannya”.
Ketika orang mukmin telah menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat maka menyerulah penyeru dari langit: “Telah benar hamba-Ku, maka hamparkanlah tempatnya di surga, pakaikanlah pakaian dari surga, bukalah pintu baginya menuju surga”, maka iapun mencium bau harumnya surga dan diluaskan kuburannya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah seseorang kepadanya dengan rupa yang sangat bagus, pakaian yang sangat bagus, baunya sangat harum. Orang ini berkata: “Bergembiralah dengan apa yang akan menyenangkanmu, yaitu dengan keridhaan Allah dan surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan yang kekal abadi, ini adalah hari yang dulu (di dunia) kamu dijanjikan”, mayit mukmin berkata: “Dan kamu semoga Allah memberikan kebahagiaan kepadamu dengan kebaikan, siapa kamu? Wajahmu wajah yang membawa kebaikan”, berkata orang ini: “Aku adalah amalan sholehmu, demi Allah tidaklah aku mengetahui kecuali kamu bersegera dalam mentaati Allah dan lambat dalam memaksiati Allah. Maka Allah membalasmu dengan kebaikan”, kemudian dibukakan baginya pintu surga dan neraka. Orang ini berkata: “Ini tempatmu (di neraka) jika kamu memaksiati Allah, Allah menggantikannya dengan ini (tempat di surga)”. Maka ketika mayit mukmin melihat tempatnya di surga ia berkata: “Wahai Tuhanku, segerakanlah hari kiamat, bagaimana aku kembali ke keluargaku dan hartaku?”, maka dikatakan kepadanya: “Tenanglah !”.
Adapun orang kafir atau fajir ketika tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat, maka menyerulah penyeru dari langit: “Dia telah berdusta, maka hamparkanlah tempatnya di neraka, bukakanlah baginya pintu ke neraka”, maka iapun merasakan panasnya dan baunya, disempitkan kuburannya sehingga berantakan tulang-tulangnya, kemudian datang seseorang yang serupa dengannya, dengan wajah yang sangat jelek dan bau yang sangat busuk. Orang ini berkata: “Bersenang-senanglah kamu dengan apa yang akan menjelekkanmu, ini adalah hari yang dulu (di dunia) kamu dijanjikan”. Mayit kafir / fajir berkata: “Dan kamu, semoga Allah menimpakan kepadamu dengan kejelekan, siapa kamu? Wajahmu wajah yang membawa kejelekan”, orang ini berkata: “Aku adalah amalanmu yang jelek, demi Allah tidaklah aku tahu kecuali kamu lambat dalam mentaati Allah dan bersegera dalam memaksiati Allah, semoga Allah membalasmu dengan kejelekan”. Kemudian datang seseorang yang buta, tuli, bisu yang ditangannya ada pemukul besi, seandainya dipukulkan kepada gunung maka gunung itu akan hancur menjadi abu. Maka dipukullah mayit kafir / fajir sehingga menjadi abu kemudian Allah kembalikan sebagaimana sediakala kemudian dipukul lagi sehingga diapun berteriak dengan teriakan yang kedengaran oleh segala sesuatu kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka dan dibentangkan tempatnya di neraka. Mayit kafir berkata: “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat !”.
Demikianlah diterangkan oleh Nabi r, manusia mulai merasakan akibat perbuatannya di dunia sejak di alam kubur bahkan di awal kematiannya sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang mengabarkan bahwa keluarnya ruh dari jasad orang yang beriman bagaikan mengalirnya air dari mulut cerek, keluar dengan mudahnya. Sedangkan ruh orang kafir keluar dari jasadnya begitu sulit dan menyakitkan bagaikan besi berduri yang dicabut dari bulu-bulu yang basah.
Kemudian manusia akan mengalami penghisaban dan pembalasan atas amalannya. Allah l berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembalinya mereka, kemudian atas Kami hisab mereka” (Al-Ghasyiyah: 25-26)
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ
“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalannya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)” (Al-An’am: 160)
Setelah kita meyakini adanya kehidupan akhirat, nikmat dan siksa qubur, hisab dan pembalasan terhadap amalan, surga dan neraka, apakah yang kita siapkan untuk hari tersebut?. Marilah kita mengevaluasi apa yang sudah dilakukan pada waktu yang lalu dan apa yang mau dilakukan pada waktu yang akan datang. Sekian lamanya waktu yang sudah dilalui, kebaikankah atau kejelekan yang sudah kita lakukan?. Koreksilah amalan kita agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. Periksalah kembali amalan-amalan kita agar kita tidak menyesal pada hari tidak lagi berguna penyesalan tersebut. Allah berfirman:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas” (Al-Qari’ah: 6-11)
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang di antara mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam” (Al-Mu’minun: 99-103)
Maka dengan datangnya tahun baru Hijriyah 1432 H, apakah yang akan kita lakukan untuk menyongsong hari kiamat tersebut?
Mudah-mudahan Allah memperbaiki urusan kita semua, baik urusan dunia kita lebih-lebih urusan akhirat kita sebagaimana Nabi r berdoa:
اَللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَ أَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي وَ أَصْلِحْ لِي آخِرَتِيَ الَّتِي فِيْهَا مَعَادِي وَ اجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَ اجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah untukku urusan agamaku yang aku berpegang teguh dalam urusan-urusanku, dan perbaikilah urusan duniaku yang padanya kehidupanku, dan perbaikilah urusan akhiratku yang padanya tempat kembaliku, dan jadikanlah kehidupan ini untuk menambah setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian ini sebagai istirahat untukku dari setiap kejelekan”.
Wallahu a’lam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam