Malaikat adalah makhluk ghaib, mereka beribadah hanya kepada Allah, dan mereka tidak memiliki andil dalam penciptaan, pengaturan dan penguasaan terhadap makhluk dan mereka tidak berhak diibadahi. Allah memberikan kepada mereka kemampuan yang sempurna untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan kekuatan atas mengemban perintah tersebut. d dikeluarkan oleh Imam Muslim dan yang lainnya:
Allah menciptakan mereka dari cahaya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Aisyah
Allah menciptakan mereka dari cahaya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Aisyah
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَ خُلِقَ إِبْلِيْسُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ وَ خُلِقَ آدَمُ مِمَّا قَدْ وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya, iblis diciptakan dari api yang sangat panas, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan untuk kalian”
Allah menjelaskan ibadah para malaikat:
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلا يَسْتَحْسِرُونَ يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ
“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya” (Al-Anbiya: 19-20)
Jumlah mereka sangat banyak, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah. Diterangkan dalam Ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) dari shahabat Anas z dalam kisah mi’rajnya Nabi ` bahwasannya diperlihatkan bagi Nabi ` Baitul Ma’mur yang setiap harinya shalat padanya 70.000 malaikat, apabila mereka keluar tidaklah mereka kembali sehingga datang lagi 70.000 malaikat yang lainnya.
Dalam kita mengimani malaikat-malaikat Allah meliputi empat perkara:
1. Mengimani wujud mereka.
2. Mengimani nama-nama mereka yang dijelaskan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti Jibril. Dan malaikat-malaikat yang tidak dijelaskan nama-namanya kita mengimaninya secara global (umum).
3. Mengimani sifat-sifat mereka yang diterangkan oleh Allah dalam kitab-Nya atau diterangkan oleh Rasul-Nya dalam hadits-haditsnya yang shahih. Allah berfirman:
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلائِكَةِ رُسُلا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat” (Fathir: 1)
Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi ` telah mengabarkan bahwasannya Nabi ` melihat Malaikat Jibril dengan sifat yang dia diciptakan pada sifat tersebut dan dia memiliki 600 sayap dan sayapnya menutupi ufuk.
4. Mengimani amalan-amalan mereka, yang mereka melakukannya berdasarkan perintah Allah, seperti bertasbih dan beribadah siang dan malam hari tanpa merasa lelah dan bosan. Diantara amalan malaikat yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu:
- Malaikat Jibril amalannya adalah menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi dan rasul.
- Malaikat Mikail amalannya mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan.
- Malaikat Israfil amalannya meniup sangkakala pertanda kiamat dan bangkitnya manusia menuju Allah.
- Malakul Maut amalannya adalah mencabut arwah.
- Malaikat Malik amalannya menjaga neraka.
- Malaikat-malaikat yang amalannya mencatat perbuatan-perbuatan manusia. Setiap manusia ada dua malaikat yang mencatat amalannya, satu di sebelah kanan yang lainnya di sebelah kiri.
- Malaikat yang amalannya menanyai mayit di dalam kubur tentang siapa Rabbnya, apa agamanya dan siapa nabinya.
Sebagian orang-orang yang menyimpang mereka mengingkari keberadaan malaikat, mereka menyatakan malaikat itu adalah ungkapan kekuatan / keinginan melakukan kebaikan. Pendapat ini adalah pendapat yang tidak benar karena mendustakan Al-Qur’an. Allah berfirman:
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri)” (Al-Anfal: 50)
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang dzalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya” (Al-An’am: 93)
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Ar-Ra’d: 23-24)
Dan dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah z bahwasannya Nabi ` bersabda:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلاَئِكَةُ يَكْتُبُوْنَ اْلأَوَّلَ فَاْلأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ اْلإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَ جَاءُوْا يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ
“Apabila hari Jum’at maka ada pada tiap-tiap pintu dari pintu-pintu masjid malaikat yang mencatat orang-orang yang datang di awal waktu, maka apabila imam (khatib) telah duduk ditutuplah catatan itu dan mereka (para malaikat) datang mendengarkan Adz-Dzikr (khutbah)”
Dalil-dalil ini semua menjelaskan dengan jelas bahwasannya malaikat-malaikat itu berjasad, bukan kekuatan maknawi sebagaimana disangka oleh orang-orang yang menyimpang.
Kita memohon kepada Allah keselamatan dari penyimpangan-penyimpangan dan kesalahan-kesalahan, amin..
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ
* Bolehkah memberi nama anak dengan nama malaikat ? (085753319XXX)
Jawab_________________________Berkata Syaikh Shalih Alu Syaikh: Tidak boleh memberikan nama pada anak-anak atau pada siapa saja dengan nama malaikat, seperti: Jibril, Mikail, Malik.
==========================
* Dalam Islam adakah kebohongan yang dibolehkan? Azizah_Tantui (085343030XXX)
Jawab_________________________
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin: Dusta atau kebohongan adalah menyampaikan kabar kepada orang lain menyelisihi kenyataan yang terjadi. Dusta haram hukumnya dan tidak dibolehkan bagi siapa saja.
Al-Imam Nawawi berkata: Imam Muslim dalam riwayat dari Umu Kultsum bahwa Umu Kultsum berkata: Saya tidak mendengar dari Rasulullah ` keringanan terhadap sesuatu apapun terkecuali ucapan yang diucapkan oleh manusia pada tiga keadaan: perang, mendamaikan keributan diantara manusia, dan menyelesaikan perselisihan dalam rumah tangga diantara suami dan istri atau istri dan suaminya.
Tambahan dari Imam Muslim yang menjelaskan perkataan Umu Kultsum berdasarkan hadits Umu Kultsum Muttafaq ‘alaihi (Bukhari dan Muslim).
Imam Nawawi berkata: Para ulama membolehkan dusta dengan tiga keadaan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Umu Kultsum. Seperti: Berdusta pada saat perang, maka berdusta pada saat itu (perang) boleh dilakukan apabila terdapat kebaikan yang besar pada perkara tersebut.
Akan tetapi Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan yang lebih afdhal (utama) dan mulia yaitu “Tauriyah” (menyembuyikan kebenaran bukan dengan tujuan berdusta bahkan untuk kebaikan).
Sebagaimana disebutkan satu riwayat dari Imam Ahmad, suatu ketika datang seorang laki-laki bertanya kepada Imam Ahmad tentang keberadaan salah seorang muridnya: “dimana fulan (dia) ?”. Kata Imam Ahmad: “Dia tidak ada di sini”, sambil Imam Ahmad menyentuh tangannya. Maksud dari ucapan Imam Ahmad bahwa fulan (dia) tidak berada di tangan Imam Ahmad, dan perbuatan Imam Ahmad ini disebut Tauriyah. Tauriyah boleh dalam Islam.
==========================
* Mengapa sabar itu cahaya?
Anisa_Poka Rumah Tiga (085243179XXX)
Jawab_________________________
Berkata Syaikh Al-Utsaimin: Dalam penggalan hadits Rasulullah ` :
وَ اَلصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“Dan sabar adalah cahaya” (HR. Muslim)
Rasulullah ` menjelaskan bahwa sabar adalah cahaya yang lebih kuat dari cahaya yang selainnya. Sabar adalah cahaya, yaitu cahaya yang menerangi manusia dari kegelapan yang menyelimutinya, karena cahaya sabar akan mengarahkan pelakunya pada kebenaran. Cahaya yang dibutuhkan manusia dalam menerangi jiwanya, menerangi jalan agamanya, dan menerangi seluruh amalan yang dilakukan dalam melaksanakan perintah Allah. Untuk itulah Allah memerintahkan manusia agar mengokohkan kesabarannya niscaya Allah akan tambahkan cahaya bagi orang yang bersabar.
==========================
* Apakah doa ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah ` atau tidak, dan apa ada haditsnya atau tidak: “allahumma as'aluka rahmatan min ‘indika tahdii bihaa qolbii, wa tajma’u bihaa syamlii, wa taruddu bihal fitana ‘annii” ?
Zidan Abdu_Kailolo (085243072XXX)
Jawab_________________________
Berkata Syaikh Al-Utsaimin: Diantara perintah Rasulullah ` untuk berdoa kepada Allah terdapat pada banyak tempat, diantaranya pada saat shalat (shalat wajib atau sunnah) dan memperbanyak doa (kebaikan) untuk kelangsungan hidup di dunia atau doa untuk kehidupannya di akhirat, karena doa adalah kebaikan dan juga ibadah kepada Allah.
Adapun doa seperti yang dimaksud -wallahu a’lam bish shawab- kami tidak mengetahuinya. Akan tetapi selama doa itu untuk kebaikan manusia atau orang yang berdoa dan tidak menyelisihi agama Islam maka ini diperbolehkan.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam