STAFF BULETIN AL-MANSHUROH - AMBON

Diterbitkan oleh: Yayasan Abu Bakr Ash-Shiddiq, BTN Kebun Cengkeh Blok.B14 No.20, Batu Merah - Ambon. Penasehat: Ust. Abdul Wahab Lumaela, Ust. Abdussalam, Ust. Abu Bakr, Ust. Saifullah, Ust. Shadiqun, Ust. Ismail. Pemimpin Usaha: Didi Dzulkifli, ST. Tim Khusus: Ir. Tris. M, Pemimpin Redaksi: Ibnu Shalih. Redaktur Pelaksana: Adam.Y. Sirkulasi: Yudi.A.H, Abu Khalid, Muadz. Sekretaris Umum: Isra Budi. Bendahara: Andi Ibrohim. Wakil Bendahara: Abu Azzam. Alamat Redaksi: Masjid Abu Bakr Ash-Shiddiq, Kampung Muhajirin (Belakang Perum DPRD). Rekomendasi Kanwil Dep. Agama Nomor: Kw.25.4/4/BA.00/635/2009


Selasa, 12 April 2011

44 _ Berhati-hati dari fitnah dunia

Wahai para penuntut ilmu, berhati-hatilah dari dunia. Hati-hati dari cinta dunia dan bergantungnya hatimu kepadanya. Sesungguhnya jika hati telah bergantung kepada dunia dan cinta kepada harta, akan sangat cepat tertipu dan cepat pula hilangnya ilmu dalam kehidupan dunia yang fana (bakal binasa) dan terkutuk ini. Sebagaimana penjelasan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam dalam sabda beliau :
اَلدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ وَمَلْعُونٌ مَا فِيْهَا إِلاَّ ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالاَهُ وَ عَالِمًا وَمُتَعَلِّمًا
“Dunia ini terlaknat dan dilaknat apa-apa yang ada padanya, kecuali dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ketaatan kepada-Nya, orang yang berilmu, dan orang yang belajar ilmu”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu anhu).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ ﴿۳۳﴾ [لُقْمَان: ۳۳[
Artinya: “Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” [QS. Luqmaan: 33]
فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
Artinya: “Jangan sekali-kali kehidupan dunia menipu kalian.”
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُذْرِي)
Artinya: “Maka takutlah kalian kepada dunia dan takutlah kalian kepada wanita.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudry).
Berhati-hatilah kalian dari fitnah dunia dan jangan sekali-kali hati kalian bergantung kepadanya. Bukan berarti bahwa kalian tidak boleh makan dan minum, tidak boleh berjual-beli, tentu hal demikian itu kita perlukan, akan tetapi maksudnya adalah jangan sekali-kali hati kalian bergantung kepadanya.
Berhati-hatilah, janganlah kalian tenggelam dalam kehidupan dunia, karena banyak orang yang berbuat demikian, karena banyak orang yang berbuat demikian akhirnya menyia-nyiakan agamanya, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Diriwayatkan dalam kitab Sunan Ibnu Majah dengan sanad yang hasan dari hadits Abu Darda beliau berkata: “Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ketika kami sedang memperbincangkan masalah kefakiran yang menakutkan kami, beliau bersabda (yang artinya): “Apakah kefakiran yang kalian takuti? Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh benar-benar akan dituangkan kepada kalian dunia ini dengan satu kali tuangan. Sehingga tidak menyeleweng hati kalian ketika lalai melainkan karenanya. Demi Allah, sungguh aku telah meninggalkan kalian diatas hujjah yang putih bersih, malamnya sama dengan siangnya.”. Abu Darda berkata: ”Ya, demi Allah, sungguh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah meninggalkan kita diatas hujjah yang putih, malamnya seperti siangnya.”
Berhati-hatilah, janganlah kita bergantung kepada dunia, karena barangsiapa yang melakukan demikian akan menjadikan hatinya menyeleweng. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam: “Tidaklah menyelewengkan hati seseorang bila lalai melainkan dunia.”
Demikian pula sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam:
مَا الْفَقْر أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا (رَوَاهُ الْبُخَارِي وَ مُسْلِمٌ عَنْ عَمْرٍو بْنِ عَوْفٍ)
Artinya: “Bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Amr bin Auf).
Betapa banyak orang yang telah hilang sia-sia padahal dulunya mereka adalah penuntut ilmu, bahkan diantara mereka ada yang telah menghafal ratusan hadits, tapi kemudian ia bergantung kepada dunia, akhirnya hilang dan menjadi orang yang tidak berguna.
[Dikutip dari Sumber : ww.salafy.or.id]
NASEHATKU UNTUK KONSENTRASI DENGAN ILMU DAN BERPALING DARI SEGALA FITNAH
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
Yang saya serukan kepada saudaraku di jalan Allah, orang-orang yang menghendaki keselamatan di era ini, dimana sangat banyak terjadi di dalamnya berbagai fitnah dan menjadi gelap gulita, untuk berkonsentrasi pada ilmu yang bermanfa'at, antusias dengan ilmu yang bermanfa'at, dan bertafaqquh dalam agama Allah, sebab sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kita akan hal ini, demikian juga Nabi kita Muhammad memerintahkan kita akan hal yang sama. (Al-Fawaakihul Janniyyah, halaman 236)
Kita sekarang berada dalam masa berbagai fitnah, perkara ini tidak diingkari selain oleh orang yang Allah telah menghapus pandangan mata hatinya terhadap zaman fitnah ini. Betapa banyak istri yang tidak lagi mentaati suaminya dan betapa banyak anak yang tidak lagi mentaati orang tuanya, hingga tinggallah seorang muslim yang komitmen pada agamanya dalam keadaan bingung. Tugas kita wahai kaum muslimin! Apabila kita menginginkan keselamatan, (maka) kita kembali kepada ajaran para ulama kita dahulu, yaitu para shahabat dan tabi'in.
Tabi'in dan generasi setelahnya telah berkonsentrasi dan menumpahkan perhatiannya pada ilmu, bersabar dengan kesempitan hidup, kadang mereka mendapatkan makanan dan kadang pula mereka tidak mendapatkan makanan selain sekedar minum, bahkan ada yang terjatuh pingsan sebab lapar.
Akhirnya mereka menghadirkan kepada kita kitab-kitab berkualitas yang teranggap sebagai salah satu mu'jizat Islam, ternilai mu'jizat, andaikan seluruh penduduk Yaman berkumpul (untuk membuat semisalnya), maka mereka tidak akan sanggup untuk mengarang semisal Sunan Al-Baihaqi yang menjadi rujukan hukum-hukum. (al-Fawaakih, halaman 212-213)
[Mutiara Nasehat Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i –rahimahullah- kepada para penuntut ilmu dan Salafiyyin, Hal.141-142. Terbitan Pustaka Al-Haura Jogjakarta]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam